ALIRAN TAREKAT DAN PARA TOKOH PENDIRINYA - kisah islami

ilmu pengetahuan tentang islam

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, August 6, 2018

ALIRAN TAREKAT DAN PARA TOKOH PENDIRINYA

Aliran Tarekat dan Tokohnya

assalamualikum wr.wb di sini penulis akan mengupas macam macam tarekat yang ada dan sering di gunakan.
Tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi dan dapat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat.
hal ini dapat di benarkan dari berbagai ulama dan dikuat kan dari hadist nabi

Aliran Tarekat antara lain:

1.      Tarekat Qadariyah

Tarekat Qodariyah adalah aliran yang didirikan oleh Syeikh Abdul Qodir Jaelani yang bernama lengkap Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani. Lahir  di Jilan tahun 470 H/1077 M dan wafat di Baghdad pada 561 H/1166 M. Aliran ini didirikan pada pada tahun 1116 M dari Jaelan, Persia yang kemudian menetap di Baghdad Irak. Sepeninggalan beliau aliran ini disebarkan oleh anaknya yang bernama Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Abdul Qadir Jaelani, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M).Pada gilirannya aliran ini menyebar ke berbagai daerah, termasuk Siria, Turki, berbagai tempat di Afrika seperti Kamerun, Congo, Mauritania, dan Tanzakia, Kaukasus, Cencen, dan Sergana, Unisoviet dan tempt lain.
Menurut ulama sufi tarekat Qodariyah bertujuan untuk mendekat dan mendapat ridho dari Allah swt. Oleh sebab itu dengan tarekat, manusia harus mengetahui sifat-sifatnya yang baik dan terpuji untuk kemudian diamalkan, maupun yang tercela yang harus ditinggalkannya.
 Contoh ajaran tarekat Qodariyah adalah dengan mengucapkan kalimat tauhid, dzikir "Laa ilaha Illa Allah" dengan suara nyaring, keras (dhahir) yang disebut (nafi istbat) adalah contoh ucapan dzikir dari Syiekh Abdul Qadir Jaelani dari Sayidina Ali bin Abi Thalib ra, hingga disebut tarekat Qodiriyah. Selain itu dalam setiap selesai melaksanakan shalat lima waktu (Dhuhur, Asar, Maghrib, Isya' dan Subuh), diwajibkan membaca istighfar tiga kali atau lebih, lalu membaca salawat tiga kali, Laailaha illa Allah 165 (seratus enam puluh lima) kali. Sedangkan di luar shalat agar berdzikir semampunya.

2.      Tarekat Naqsabandiyah

Naqsabandi diambil dari nama pimpinan ini, yakni Muhammad bin Baha’uddin Al-Huwaisi Al Bukhari pada tahun 1390 M. Pendiri Tarekat Naqsabandiyah ini juga dikenal dengan nama Naqsabandi yang berarti lukisan, karena ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Kata ‘Uwais’ ada pada namanya, karena ia ada hubungan nenek dengan Uwais Al-Qarni, lalu mendapat pendidikan kerohanian dari wali besar Abdul Khalik Al-Khujdawani yang juga murid Uwais dan menimba ilmu Tasawuf kepada ulama yang bernama Muhammad BabaAl-Sammasi.
Aliran ini kemudian menyebar luas di Asia tengah, Folga, Kaukasus, barat dan timur daya cina, Indonesia, anak benua India, Turki, Eropa serta Amerika utara. Aliran ini adalah satu-satunya aliran sufi yang memiliki geneologi silsilah transmisi ilmu melalui pimpinan muslim pertama yaitu Abu Bakar Assidiq bukan sepeti aliran sufi lainnya, yang memiliki
 geneologi para pemimpin spiritual siah, tentu melalui Imam Ali, kemudian sampai ke Nabi Muhammad SAW.
Penganut Naqsabandi di Timur Tengah dan Asia Tengah memperoleh reputasi sebagai umat Muslim yang taat. Tarekat Naqsabandiyah mengajarkan zikir-zikir yang sangat sederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati dari pada zikir dengan lisan. Diri yang menonjol dari tarekat ini ialah diikutinya syareat secara ketat, keseriusan dalam beribadah, melakukan penolakan terhadap music dan tari, serta lebih ngutamakan berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin kuat kearah keterlibatan dalam politik.

3.      Tarekat Chistiyah

Khwaja ('Guru') Abu Ishaq Chisti adalah orang Suriah, lahir di awal abad ke-10 tahun 966 M. Ia dianggap keturunan Nabi Muhammad SAW dan dinyatakan sebagai 'keturunan spritual' ajaran-ajaran batiniah Keluarga (Bani) Hasyim. Pengikut-pengikutnya berkembang dan berasal dari Garis para Guru, yang kemudian dikenal menjadi Naqsyabandiyah (' Orang -  orang Bertujuan').
Komunitas Chistiyah ini, berawal di Chisti, Khurasan, khususnya menggunakan musik dalam latihan-latihan mereka. Kaum darwis pengelana dari tarekat ini, dikenal sebagai Chist atau Chist. Mereka akan memasuki sebuah kota dan meramaikan suasana dengan seruling dan genderang, untuk mengumpulkan orang-orang sebelum menceritakan dongeng atau legenda.
 Aliran ini merupakan aliran sufi yang sangat berpengaruh di anak benua India dan Pakistan,  terutama menyebar ke daerah Asia tenggara dan ditemukan pula di Eropa, di mana Chist Spanyol ditemukan dengan pakaian dan instrumen serupa pelawak atau komedi keliling. Sebagaimana tarekat Sufi lainnya, metodologi khusus kaum Chisyti segera mengalami kristalisasi menjadi kecintaan sederhana terhadap music, pembangkitan emosional yang dihasilkan musik dikacaukan dengan 'pengalaman spiritual'.

4.      Tarekat Zadziliyah

Pendiri Tarekat Sadziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy-Syazili, seorang ulama dan sufi besar. Menurut silsilahnya, ia masih keturunan Hasan putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah SAW. Ia dilahirkan pada tahun 573 H di suatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali Syazili terkenal sangat saleh dan alim, tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman makna. Bahkan bentuk tubuh dan wajahnya, menurut orang-orang yang mengenalnya, konon mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Sifat-sifat salehnya telah tampak sejak kecil.
Aliran ini pada masa sekarang dapat dijumpai di Kenya, Tanzania, Timur tengah, Srilangka, dan tempat lain termasuk Amerika barat dan utara.
Ciri khas yang kemudian menonjol dari anggota tarekat ini adalah kerapihan mereka dalam berpakaian, ketenangan yang terpancar dari tulisan-tulisan para tokohnya.
5.      Tarekat Rifaiyah
Pendirinya Tarikat Rifaiyah adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai. Ia lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah pada tahun 500 H (1106 M), sedangkan sumber lain mengatakan ia lahir pada tahun 512 H (1118 M). Sewaktu Ahmad berusia tujuh tahun ayahnya meninggal dunia. Ia lalu diasuh pamannya, Mansur Al-Batha’ihi seorang syeikh Trarekat. Selain menuntut ilmu pada pamannya tersebut ia juga berguru pada pamannya yang lain, Abu Al-Fadl Ali Al Wasiti, terutama tentang Mazhab Fiqh Imam Syafi’i. Dalam usia 21 tahun, ia telah berhasil memperoleh ijazah dari pamannya dan khirqah 9 sebagai pertanda sudah mendapat wewenang untuk mengajar. Aliran ini menyebar ke Mesir, Siria, dan Amerika utara.
Ciri khas Tarekat Rifaiyah ini adalah pelaksanaan zikirnya yang dilakukan bersama-sama diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu Zikir tersebut dilakukannya sampai mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan, antara lain berguling-guling dalam bara api, namun tidak terbakar sedikit pun dan tidak mempan oleh senjata tajam.

6.      Tarekat Tijaniyah

Tarekat Tijaniyah adalah Salah satu terekat yang terdapat di Indonesia. Tarekat ini masuk ke Indonesia tidak diketahui orang-orang secara pasti, tetapi sejak tahun 1928 M mulai terdengar adanya gerakan ini di Cirebon. Orang Arab yang tinggal di Tasikmalaya, bernama Ali bin Abdullah At-Tayib Al-Azhari, berasal dari Madinah, menulis sebuah kitab yang berjudul “Kitab Munayatul Murid”(Tasikmalaya, 1928 M), beberapa
 petunjuk mengenai kitab itu tersebar luas di Cirebon khususnya, dan di Jawa barat umumnya.
Pendirinya seorang ulama dari Algeria, bernama Abdul Abbas bin Muhammad bin Mukhtar At-Tijani, lahir di ‘Ain Mahdi pada tahun 1150 H, (1737-1738 M). Diceritakan bahwa dari bapaknya ia keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, sedang nama Tijani adalah dari Tijanah dari keluarga ibunya. Terekat ini mempunyai wirid yang sangat sederhana, dan wazifah yang sangat mudah. Wiridnya terdiri dari istighfar seratus kali, shalawat seratus kali, dan tahlil seratus kali. Boleh dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Di Cirebon tarekat Tijani ini pernah tersiar dengan suburnya di bawah pimpinan Kiyai Buntet dan saudaranya Kiyai Anas di desa Martapada, dekat kota Cirebon.
Selain di Indonesia, aliran ini juga menyebar di Aljazair, Selatan Sahara, sudan barat dan tengah, Mesir, Sinegal, Afrika barat, Negeria utara, Amerika barat dan utara.
Ciri dari garakan ini ialah lebih menyukai pengalaman secara ketat ketentuan-ketentuan syariat dan berupaya sekuat tenaga untuk menyatu dengan ruh nabi Muhammad sebagai ganti untuk menyatu dengan Allah.

7.      Tarekat Jarahiyah

      Tarekat ini didirikan oleh syeih Nurudin Muhammad Al jarah,Istanbul pada tahun 1720 M . Penyebaran aliran terbatas, sampe Turki dan sebagian Amerika utara.
8.      Tarekat  Nikmatuliyah
Aliran ini didirikan Oleh Syeih Nurudin Muhammad Ni’amatulloh pada tahun 1331 M di mahan deket kota Kirman barat daya Iran. Pengikut aliran ini, paling banyak dijumpai di Iran dan India.
Tarekat Ni’matuliyah adalah suatu mazhab sufi Persia yang mulai berjaya pada abad ke-8-14 mengalihkan loyalitasnya kepada Syi’I Islam. Tarekat ini secara khusus menekankan pengabdian dalam pondok sufi itu sendiri.

9.      Tarekat Sanusiyah

Aliran ini  didirikan oleh Syeih Muhammad Assanusi di Algeria. Setelah kematiannya, aliran ini membuat sebuah jaringan pesanggrahan sufi, yg berusaha menyeimbangkan antara gairah spiritual dan kesejahteraan dunia.
Gerakan ini juga terpengaruh dengan tasawuf yang bersih dari syirik dan khurafat seperti bertawassul dengan orang mati dan orang soleh. Gerakan dakwah Islam, islah dan tajdid. Pengasas gerakan ini adalah Muhammad bin Ali as-Sanusi yang bermazhab Maliki, namun beliau akan menyalahi mazhab berkenaan jika di sana ada kebenaran bersama mazhab lain.

10.  Tarekat Ad-darkawiyah

Tarekat ini didirikan oleh Syeih Al Arabi Ad-darkawi, ia  di lahirkan di fes maroko. Pengikut aliran ini paling banyak di Afrika utara.
 Konsep “manusia-suci atau pemimpin keagamaan (alfa) merupakan serapan budaya pemujaan orang-suci sebelum Islam datang. Menurut Suadi Putro, dalam lingkungan hidup yang sarat dengan sufisme dan nuansa spiritual inilah Arkoun dibesarkan.

11.  Tarekat Al- Bektasyiah

Aliran ini didirikan oleh Bektas dari Khurasan pada tahun 1338 M. Golongan syiah menerima penuh aliran ini namun perkembangan aliran sebatas sampai di Anatolia, Turki, dan masih sangat kuat sampai awal abad ke 20. Pengikut aliran ini dipandang juga sebagai pengikut syiah .

12.  Tarekat Assakandariyah

Aliran ini didirikan oleh Ibnu Athaillah Al Iskandarin yang lahir tahun 1250 M. Pandangan sufinya menjadi rujukan banyak sufi, terutama di mesir.
Pemikiran aliran ini adalah: tidak dianjurkan kepada para muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya mengenai pakaian, makanan,  dan kendaraan yang layak dalam kehidupan yang sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah dan mengenal rahmat Illahi.

13.  Tarekat Al Maulawiyah

Aliran ini didirikan oleh Maulana Jalaludin Rummy dari Konya Turki pada tahun 1273 M. Aliran ini paling banyak dijumpai di Anatolia, Turki, Amerika utara. Pengikut aliran ini, dikenal sebagai darwis berkelana.
Mawlana jalaludin rumi muhammad bin hasain al khattabi al bakri (Jalaludin Rumi) atau sering juga disebut Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di balk (sekarang Afganistan). Kesufian Rumid mulai ketika ia sudah berumur cukup tua 48 tahun. Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan-pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Dalam sistem pengajarannya, Rumi mempergunakan penjelasan dan latihan mental, pemikiran dan meditasi, kerja dan bermain. Tindakan dan diam. Gerakan-gerakan tubuh pikiran dari para darwis berputar dibarengi dengan musik toup untuk mengiringi gerakan-gerakan tersebut merupakan hasil dari metode khusus yang dirancang untuk membawa seseorang salik mencapai afinitas dengan arus mistis untuk ditransformasikan melalui cara ini.

14.  Tarekat Suhrawardiyah

Syeikh Ziauddin Jahib Suhrawardi mengikuti disiplin sufi kuno Junaid Al-Baghdadi dianggap sebagai pendiri tarekat ini pada abad ke-11 Masehi.
India, Persia dan Afrika semuanya dipengaruhi aktifitas mistik mereka melalui metode dan tokoh-tokoh tarekat, kendati pengikut Suhrawardi ada di antara pecahan terbesar kelompok-kelompok sufi. Praktek-praktek mereka diubah dari kegembiraan mistik kepada latihan diam secara lengkap untuk 'Persepsi terhadap Realitas'.
15.  Tarekat Khalawatiyah
Tarekat Khalawatiyah ialah suatu cabang dari tarikat Suhrawadiyah yang didirikan di Bagdad oleh Abdul Qadir Suhrawardi dan Umar Suhrawardi, yang tiap kali menamakan dirinya golongan Siddiqiyah, karena mereka menganggap dirinya berasal dari keturunan Khalifah Abu Bakar. Bidang usahanya yang terbesar terdapatn di Afghanistan dan India. Memang keluarga Suhrawardi ini termasuk keluarga Sufi yang ternama. Abdul Futuh Suhrawardi terkenal dengan nama Syeikh Maqtul atau seorang tokoh sufi yang oleh kawan-kawannya diberi gelar ulama, dilahirkan di Zinjan, dekat Irak pada tahun 549 H.
Suhrawardi yang lain bernama Abu Hafas Umar Suhrawardi, juga seorang tokoh sufi terbesar di Bagdad, pengarang kitab “Awariful Ma’arif”, sebuah karangan yang sangat mengagumkan dan sangat menarik perhatian Imam Ghazali, sehingga seluruh kitab itu di muat pada akhir karya “Ihya Ulumuddin” yang oleh tarikat Suhrawardiyah serta cabang-cabangnya dijadikan pokok pegangan dalam suluknya, dan Suhrawardi meninggal pada tahun 638 H .
Tarekat khalwatiyah menetapkan adanya sebuah amalan yang disebut al asma’ al sab’ah (tujuh nama) yakni tujuh macam dzikir atau tujuh tingkatan jiwa yang harus dikembangkan oleh setiap salik

Dzikir pertama :    لا إله إلاالله
Dzikir kedua :  الله   
Dzikir ketiga :  هو (dia)
Dzikir keempat : حقّ (maha benar)
 Dzikir kelima :  حيّ   (maha hidup)
Dzikir keenam :   قيوم   (maha jaga)
Dzikir ketujuh :  قهار   (maha perkasa)
Ketujuh tingkatan dzikir ini intinya didasarkan pada ayat AL Qur’an.

     Aliran Tasawuf dan Tokohnya

Sebagian berpendapat bahwa kata Tasawuf berasal dari kata shafwe yang berarti baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci.

Tasawuf Islam terbagi kepada Nazhari dan Amali.

1.      Tasawuf Nazhari ( Sunni / Teori )

Tasawuf Sunni ( teori ) adalah tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol perilaku, lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya.
Tasawuf ini berawal dari zuhud dan berakhir pada akhlak. Kesempurnaan dan kesucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan ber-akhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal Takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela). Sebagian sufi abad kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai abad keempat hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, Al-Junaidi Al-Bagdadi, Al-Qusyairi, As-Sarri As-Saqeti, Al-Harowi, adalah merupakan tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni. Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya ke
 dalam format atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syeih Toriqoh. Akhirnya menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah. Dan tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah praktis.

2.      Tasawuf Amali

Tasawuf ‘Amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah. Tasawuf amali lebih menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah.
Untuk mencapai hubungan yang dekat dengan Tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan syariat atau ketentuan ketentuan agama yang harus diikuti dengan amalan-amalan lahir maupun batin yang disebut tariqah. Dalam amalan-amalan lahir batin itu orang akan mengalami tahap demi tahap perkembangan ruhani. Ketaatan pada syari’ah dan amalan-amalan lahir batin akan mengantarkan seseorang pada kebenaran hakiki (haqiqah) sebagai inti syariat dan akhir tariqah. Kemampuan orang mengetahui haqiqah akan mengantarkan pada ma’rifah, yakni mengetahui dan merasakan kedekatan dengan Tuhan melalui qalb. Pengalaman ini begitu jelas sehingga jiwanya merasa satu dengan yang diketahuinya itu.
Imam terbesar tasawuf ‘amali, yang telah berhasil menyatukan antara teori dan amal adalah Shaykh Abd al-Qodir al-Jilani (470 H/1077 M - 561 H/1166 M), dia adalah orang pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti oleh Imam Ahmad al-Rifa’i(w.578 H/1106 M), Imam Abu al-H}asan al-Shadhili, dan Imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791 M).

3.      Tasawuf Falsafi

Tasawuf Falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-ajaranya memadukan antara visi intuitif dan visi resional. Terminology filosofis yang digunakan berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang.
Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa di pandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya di dasarkan pada dasar dzauq, dan tidak pula bisa di kategorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering di ungkapkan dengan bahasa filsafat.
Dalam upaya mengungkapkan pengalaman rohaninya, para shufi falsafi sering menggunakan ungkapan-ungkapan yang samar, yang sering di kenal dengan syathahiyyat, yaitu suatu ungkapan yang sulit difahami, yang seringkali mengakibatkan kesalahpahaman pihak luar, dan menimbulkan tragedy. Tokoh-tokohnya ialah Abu Yazid al-busthami, al-Hallaj, Ibn Arabi.

No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot